selamat datang

Selasa, 30 April 2013

Rumah Kuno Penuh Misteri




Rumah Kuno Penuh Misteri
Pemilik rumah ini adalah seorang janda tua yang bernama Sumiati
(nama samaran) 78 tahun, memiliki 4 anak yang masing-masing sudah berkeluarga. Rumah ini terletak di Dusun Plosorejo Desa Sumberagung Kecamatan Plosoklaten Kediri. Rumah ini sangat besar dan luas dibelakang rumah ini terdapat hutan jati yang cukup luas juga, suasana disekitar rumah ini memang cukup menyenangkan, udaranya segar dan sejuk.
Mbah Sumiati ini orangnya sangat baik dan ramah, beliau juga sangat sayang terhadap kami semua, selama kami tinggal dirumahnya kami tidak pernah merasa kekurangan dan tidak pernah merasa tidak aman, dirumah ini kami diperlakukan seperti kelurga sendiri. Apa pun yang Mbah Sumini punya kami selalu dikasih, beliau tidak membedakan kami, beliau juga menganggap kami ini cucu sendiri, kami diperlakukan istimewa. Namun dibalik kebaikan Mbah Sumini ada misteri yang menyeramkan.
Pengalaman dari kelompok KKN 48 didalam rumah ini bermacam-macam, apalagi bila malam hari mulai menjelang banyak kejadian yang tak terduga, misalnya saja teman saya sebut saja Silvi (nama samaran) dia sering mendengarkan suara-suara aneh dirumah itu, teriakan orang, suara-suara langkah kaki berjalan ditengah malam, dan ada sosok-sosok yang mistis menghantui menampakkan wujudnya memberi tau bahwa dia ada dirumah itu. Ian (nama samaran) dia bisa dikatakan anak yang memiliki indera ke 6 yang sering juga lihat banyak penampakan ssosok sneh yang berpenghuni dirumah tersebut, namun selama kita tedak mengganmggunya mereka juga tidak akan mengganggu kita, mereka hanya ingin kita tau bahwa mereka juga hidup dirumah itu.
Pada malam terakir kami dirumah itu, Sabtu 13 April 2013 malam makhluk-makhluk tersebut berkumpul dirumah itu, istilahnya mereka ingin mengajak kami perpisahan, malam itu teman-teman tidak dapat tidur karena banyak kejadian yang kurang menyenangkan.
Menurut warga sekitar rumah itu, dulunya pemilik rumah tersebut memiliki prewangan (memelihara mahluk halus) yang bermacam-macam jenisnya. Ketika suaminya masih hidup dimasyarakat sekitar pemilik rumah ini terkenal orang kaya, namun hasil kekayaan yang didapatkan itu dari hasil pesugihan. Hingga saat ini makhluk tersebut masih ada didalam rumah itu meski tidak seseram yang dulu, dibelakang rumah ada sebuah ruangan yang tertutup sebut saja gudang disitulah makhluk itu dipelihara.

Rep: Airla Juli K 09.1.01.07.0016

Akibat Kebut-kebutan 2 Luka Parah



ilustrasi

KEDIRI. Jumat 5 April 2013 di Dsn.Plosorejo Ds.Sumberagung Kec.Plosoklaten Jln.Erlangga terjadi sebuah kecelakaan sepedah motor di perempatan jalan dari arah timur dan selatan akibat kebut-kebutan. Supardi 45 tahun dan Joko 55 tahun keduanya sama-sama terluka parah, namun dalam kecelakaan tersebut tidak ada korban tapi kerugian yang mereka capai sekitaran Rp.500.000,00.
Menurut saksi mata, Supardi terburu-buru berangkat kesawah untuk jemput istrinya karena hari sudah muali petang dan dia tidak tau kalau dari arah selatan Joko menaiki sepedah motor dengan kecepatan tinggi menuju arah timur. Akibatnya tepat diperempatan tersebut keduanya terjatuh dari motornya masing-masing karena bertabrakan adu ngarep.
Dalam kecelakaan tersebut kedua korban sama-sama menyadari kesalahan mereka yang kebut-kebutan dipemukiman penduduk/perkampungan. Akirnya kedua korban ambil jalan damai.

Rep: Airla Juli K. 09.1.01.07.0016

Senin, 29 April 2013

"Xanthomonas" Serang Tomat, Petani Merugi



Puncu- Petani memanen tomat di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Sabtu (13/04/2013). Tomat tersebut dijual ke pedagang Rp 4.000 per kilogram. Tomat yang telah dikemas dalam kardus tersebut akan dipasok ke Pasar Setono betek, kediri.

Awal tahun 2013 menjadi mimpi buruk bagi puluhan petani tomat di Ds. Satak Kec. Puncu, Kabupaten Kediri. Panen raya tomat yang seharusnya dinikmati hingga pertengahan Agustus, lewat begitu saja lantaran tanaman tomat diserang penyakit aneh. Para petani menelan kerugian hingga ratusan juta rupiah dari sekitar 30 hektar tanaman tomat yang siap panen.
“Saya menanam 6.000 batang tomat, mengeluarkan biaya sekitar Rp 5 sampai Rp 7 juta, itu hanya bibit, pupuk, mulsa dan belum dihitung biaya lainnya. Semestinya saya mendapatkan hasil panen 1 ton dan mendapatkan uang Rp 15 juta. Tetapi semua tanaman rusak,” kata Sulamin (35), warga Lingkungan Satak, Kec. Puncu Kab. Kediri, Rabu (13/04/2013) siang.
Ciri-ciri kerusakan tanaman tomat, ungkap Sulaiman, diawali dengan ujung daun yang keriting, kemudian seluruh tanaman layu dan mengering. Tanaman tomat yang terkena penyakit rata-rata berumur 3 bulan. Penyakit demikian, seingat Sulaiman, belum pernah dialami oleh para petani.
Menurut Sulaiman, selama ini para petani jarang mendapatkan penyuluhan dari petugas Dinas Pertanian Kabupaten Kediri. Yang kerap masuk untuk memberikan penyuluhan adalah para sales obat dan bibit dari sejumlah pabrik.

“Sales-sales itu malah sering njlumprungke, pakai bibitnya ini, terus obatnya ini. Tetapi setelah ditanam tidak cocok dan rusak semua. Saat dikomplain mereka kabur, tidak kembali lagi. Saya harap Distanbunhut mencari tahu kenapa tomat mati,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Ds. Satak Kec. Puncu, Kabupaten Kediri. Sujarwo saat dikonfirmasi menyatakan, pada musim hujan, banyak tanaman yang terserang bakteri xanthomonas. Bakteri tersebut bisa dicegah penyebarannya apabila drainase di sekitar lahan pertanian baik sehingga air bisa langsung mengalir dan tidak menggenang. Ke depan pihaknya akan melakukan sosialisasi penggunaan atap berbahan plastik untuk menghindari kontak langsung air hujan ke tanaman.
"Musim penghujan biasanya banyak bakteri xanthomonas yang menyerang tanaman jenis sayuran. Bakteri tersebut bisa dibasmi, hanya saja jika sudah terlanjur menyerang, akan sulit dibasmi dan menyebabkan tanaman mati pada umur tertentu," kata Sujarwo.

Rep dan Editor : Rohman 09.1.01.07.0032