selamat datang

Senin, 29 April 2013

"Xanthomonas" Serang Tomat, Petani Merugi



Puncu- Petani memanen tomat di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Sabtu (13/04/2013). Tomat tersebut dijual ke pedagang Rp 4.000 per kilogram. Tomat yang telah dikemas dalam kardus tersebut akan dipasok ke Pasar Setono betek, kediri.

Awal tahun 2013 menjadi mimpi buruk bagi puluhan petani tomat di Ds. Satak Kec. Puncu, Kabupaten Kediri. Panen raya tomat yang seharusnya dinikmati hingga pertengahan Agustus, lewat begitu saja lantaran tanaman tomat diserang penyakit aneh. Para petani menelan kerugian hingga ratusan juta rupiah dari sekitar 30 hektar tanaman tomat yang siap panen.
“Saya menanam 6.000 batang tomat, mengeluarkan biaya sekitar Rp 5 sampai Rp 7 juta, itu hanya bibit, pupuk, mulsa dan belum dihitung biaya lainnya. Semestinya saya mendapatkan hasil panen 1 ton dan mendapatkan uang Rp 15 juta. Tetapi semua tanaman rusak,” kata Sulamin (35), warga Lingkungan Satak, Kec. Puncu Kab. Kediri, Rabu (13/04/2013) siang.
Ciri-ciri kerusakan tanaman tomat, ungkap Sulaiman, diawali dengan ujung daun yang keriting, kemudian seluruh tanaman layu dan mengering. Tanaman tomat yang terkena penyakit rata-rata berumur 3 bulan. Penyakit demikian, seingat Sulaiman, belum pernah dialami oleh para petani.
Menurut Sulaiman, selama ini para petani jarang mendapatkan penyuluhan dari petugas Dinas Pertanian Kabupaten Kediri. Yang kerap masuk untuk memberikan penyuluhan adalah para sales obat dan bibit dari sejumlah pabrik.

“Sales-sales itu malah sering njlumprungke, pakai bibitnya ini, terus obatnya ini. Tetapi setelah ditanam tidak cocok dan rusak semua. Saat dikomplain mereka kabur, tidak kembali lagi. Saya harap Distanbunhut mencari tahu kenapa tomat mati,” keluhnya.
Sementara itu, Kepala Ds. Satak Kec. Puncu, Kabupaten Kediri. Sujarwo saat dikonfirmasi menyatakan, pada musim hujan, banyak tanaman yang terserang bakteri xanthomonas. Bakteri tersebut bisa dicegah penyebarannya apabila drainase di sekitar lahan pertanian baik sehingga air bisa langsung mengalir dan tidak menggenang. Ke depan pihaknya akan melakukan sosialisasi penggunaan atap berbahan plastik untuk menghindari kontak langsung air hujan ke tanaman.
"Musim penghujan biasanya banyak bakteri xanthomonas yang menyerang tanaman jenis sayuran. Bakteri tersebut bisa dibasmi, hanya saja jika sudah terlanjur menyerang, akan sulit dibasmi dan menyebabkan tanaman mati pada umur tertentu," kata Sujarwo.

Rep dan Editor : Rohman 09.1.01.07.0032

Tidak ada komentar:

Posting Komentar