selamat datang

Jumat, 10 Mei 2013

Sesaji Ki Ageng Boto Putih

Ritual sesaji
( Diangkat dari sebuah legenda Desa Kawedusan kecamatan Plosolakten. Kediri )
Sebagai bentuk pelestarian tradisi leluhur, masyarakat Kabupaten Kediri Kecamatan Plosoklaten melakukan ritual/upacara adat daerah yang intinya adalah memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bentuk-bentuk dan ragam upacara adat di Kabupaten Kediri salah satunya adalah Upacara Adat Ritual Sesaji Ki Ageng Boto Putih. Upacara adat Boto Putih dilaksanakan oleh masyarakat Desa Kawedusan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Upacara adat ini dilaksanakan setiap tahun sekali yang jatuh pada bulan Syura pada kalender penanggalan Jawa. Upacara ini bertujuan sebagai ziarah di Makam Ki Ageng Boto Putih serta memohon keselamatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut sumber, masyarakat dari Desa Kewedusan Kecamatan Plosoklaten menyatakan bahwa Makam Ki Ageng Boto Putih itu sebenarnya adalah makam Sri Aji Jayabaya dari Pamenang Kediri. Menurut mereka benar Sri Aji Jayabaya dinyatakan muksa dan meninggalkan pakaian kebesarannya di Desa Menang yang dianggap sebagai tempat pamuksan dan sebagai petilasan Sri Aji Jayabaya sampai sekarang. Namun sebenarnya (menurut sumber) Sri Aji Jayabaya tidaklah muksa. Beliau menyatakan muksa agar masyarakat tidak lagi mengetahui bahwa beliau adalah seorang raja yang terkenal dan ingin kembali ke masyarakat biasa tanpa diketahui asal muasalnya.
Tindakan inilah yang dinamakan namurlaku (semacam penyamaran; terjemahan bebas). Untuk itu kemudian beliau berjalan menuju ke arah tenggara dari arah Pamenang sejauh lebih kurang 10 pal atau lebih kurang antara 10 Km. Dan akhirnya bertempat di Dusun Bulurejo Desa Kawedusan Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri. Disini beliau berganti nama menjadi Ki Ageng penduduk setempat menyebutnya Mbah Ageng, yang kemudian berkembang menjadi Ki Ageng Boto Putih sampai sekarang. Konon yang dimakamkan di kawasan pemakan ini terdiri dari: Sang Prabu Aji Jayabaya, Dewi Sora (Permaisuri Sang Prabu Aji Jayabaya), Prabu Jaya Amijaya serta Dewi Satami (Permaisuri Sang Prabu Jaya Amijaya).

Diposkan oleh    : Debby Sari Atma Wandera
NIM            : 09.1.01.07.0034
Kelas            : 4-A/ Pend.Bahasa dan Sastra Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar